Kitab Investasi

Senin, 08 Februari 2021

Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (Materi, Soal, dan Referensi Jawaban)


Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional

Apa itu PISA?
PISA atau Programme for International Student Assessment adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun

Hasil PISA atau Programme for International Student Assessment membuktikan bahwa kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah kurang memadai.

Di tahun 2018, sekitar 70% dari sekian siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan sains.

Skor PISA Indonesia stagnan (terhenti) dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan.

Untuk itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN (Asesmen Nasional) diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.

Pentingnya Asesmen Nasional

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pertanyaannya:
  1. Mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan?
  2. Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini terjadi?

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya.

Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.

Bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional.
Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.

Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. 

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:
  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
  2. Berkebhinekaan global
  3. Mandiri
  4. Bernalar kritis 
  5. Kreatif
  6. Gotong royong

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.

Refleksi Orientasi

Sebelum melanjutkan ke tahapan Bimtek, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari. Silakan Anda memulai kuis refleksi yang telah tersedia.

Soal
Menurut Anda, apa informasi penting yang Anda peroleh setelah mempelajari materi pada topik orientasi program? Apa harapan Anda mengenai Asesmen Nasional?
 

Referensi Jawaban Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

 
Berdasarkan soal diatas, berikut ini Referensi Jawaban Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum  yang nantinya dapat dituliskan pada kolom Refleksi Orientasi.

  1. AN (Asesmen Nasional) diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional dilaksanakan agar dapat memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.
  2. Agar pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan dengan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Sehingga, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan.
Jika referensi jawaban di atas menurut peserta dianggap sesuai, silahkan copy dan paste pada kolom Refleksi Orientasi. Tekan Finish Quiz untuk melanjutkan, klik Tandai Telah Selesai agar dapat ke tahap selanjutnya, yaitu: Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar