Senin, 02 November 2020

MELAKUKAN PRESENTASI YANG EFEKTIF

Melakukan sebuah presentasi yang efektif sangat ditentukan oleh kemampuan si presenter untuk menyampaikannya kepada para audiens. Tentu saja, setiap presenter memiliki gayanya masing-masing, yang bisa mempengaruhi caranya menyampaikan presentasi.

Selain itu, tema presentasi juga bisa menjadi hal yang harus diperhatikan. Cara penyampaian presentasi yang tidak sesuai dengan tema presentasi bisa mempengaruhi efektif atau tidaknya presentasi tersebut.

Berikut ini ada 10 cara menyampaikan presentasi, agar presentasi menjadi efektif. Kesepuluh cara ini tidak memandang bagaimana cara berbicara Anda di depan umum atau tema apa yang dibawakan.

Lakukan cara-cara ini, maka presentasi Anda akan menjadi lebih efektif:

1. Tunjukkan passion Anda

Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion Anda kepada para audiens. Tunjukkan bahwa Anda bersemangat dan antusias membawakan tema presentasi tersebut.

Memang, Anda harus membuat materi presentasi yang menarik. Tapi, jika Anda ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat Anda kelihatan tidak kompeten.

Atau, Anda membuat materi yang bagus, tapi Anda terlihat ogah-ogahan saat menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk mendengarkan Anda.

Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat Anda merasa percaya diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada audiens. Rasa percaya diri akan membuat Anda lebih bersemangat. Audiens juga akan bersemangat mendengarkan Anda.

2. Mulailah Dengan Pembukaan Presentasi yang Memukau

Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering kita dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika Anda membuka presentasi tersebut.

Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan, apakah audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak. Kalau audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan tindakan yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut efektif.

Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang efektif karena presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi yang menarik.

3. Sampaikan Dengan Singkat dan Lugas

Anda tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara dengan bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya bertele-tele saat menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan. Presentasipun tidak akan efektif.

Maka, sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang Anda bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi, karena bagian itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.

Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau tidaknya Anda berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang Anda sajikan. Usahakan agar Anda tidak membuat slide yang isinya membosankan dan malah membuat audiens bingung dan salah fokus.

Sama seperti penyampaian presentasi, slide presentasi juga harus dibuat sesimpel mungkin agar menarik dan dapat dipahami oleh para audiens.

4. Bersikap Rileks

Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya Anda tidak hanya berdiri diam di atas panggung atau mimbar. Anda bisa sambil berjalan-jalan di atas panggung, bahkan sesekali mendekat kepada audiens.

Dengan begitu, maka Anda tidak membuat batas antara Anda sebagai presenter dengan para audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan Anda. Kalau audiens merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih mempercayainya.

5. Menggunakan Teknologi

Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka Anda bisa menggunakan bantuan teknologi.

Misalnya, Anda bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, Anda bisa bebas bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin penting yang ada di dalam slide presentasi Anda.

Atau, Anda bisa memasukkan potongan animasi atau video yang berhubungan dengan tema presentasi Anda ke dalam slide presentasi. Dengan cara itu, audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan presentasi Anda.

6. Kuasai Peralatan Anda

Saat presentasi, Anda menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau handled remote. Walau Anda mungkin dibantu oleh seorang asisten untuk mengoperasikan peralatan tersebut, tapi Anda juga harus menguasainya.

Hal itu diperlukan agar Anda tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi masalah terhadap peralatan-peralatan yang Anda gunakan. Saat ada kesalahan teknis, Anda bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus dilakukan.

Perasaan tenang ini akan membuat Anda semakin percaya diri saat membawakan presentasi.

7. Lakukan Kontak Mata

Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.

Tapi, jangan khawatir jika Anda harus menyampaikan presentasi di depan puluhan, bahkan ratusan audiens. Kontak mata tetap dapat dilakukan. Anda tinggal mengarahkan tatapan Anda pada para audiens yang dianggap dapat mewakili sudut-sudut tempat mereka duduk.

Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk mendengarkan Anda secara bergantian. Dengan demikian, para audiens akan merasa bahwa Anda memperhatikan mereka. Merekapun akan memperhatikan Anda.

Jangan lupa juga untuk tersenyum ketika Anda melakukan kontak mata dengan para audiens.

8. Kenali Audiens

Ini sangat penting. Anda akan dapat membuat materi presentasi yang tepat jika Anda mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens Anda. Anda juga akan mengetahui bagaimana cara yang pas untuk menyampaikannya.

Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka. Materi dan gaya penyampaian presentasi Anda kepada para mahasiswa tentu akan berbeda presentasi di hadapan para manajer.

9. Perhatikan Penampilan

Penampilan Anda sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan Anda kepada para audiens. Jika Anda berpenampilan rapi, maka audiens akan merasa dihargai oleh Anda. Dengan menghargai audiens, maka Anda berarti menghargai diri sendiri.

Selain itu, penampilan Anda yang sesuai dengan presentasi yang Anda bawakan juga akan meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.

10. Bersikap Profesional

Sikap profesional ini bisa Anda tunjukkan dengan datang sebelum waktu yang telah ditetapkan. Jadi Anda bisa mempersiapkan diri dulu sebelum tampil. Presentasipun dapat dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Selain itu, sikap profesional juga dapat ditunjukkan ketika ada audiens yang mengajukan pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut dengan baik dan benar.

Kalau Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memberikan jawaban yang memuaskan, maka katakan kepada audiens yang bertanya itu bahwa Anda tidak bisa menjawab pertanyaannya sekarang. Katakan bahwa Anda akan menjawab pertanyaannya via email dan jangan menunggu terlalu lama untuk mengirimkan jawabannya.

11. Fokus

Saat akan mempersiapkan presentasi, kamu harus selalu mengingat apa yang dibutuhkan dan ingin diketahui oleh audiens, bukan apa yang dapat kamu sampaikan kepada mereka.

Saat memberikan presentasi, kamu juga harus tetap fokus pada respons audiens dan bereaksi terhadapnya.

Kamu perlu memudahkan audiens untuk memahami dan meresponsnya.

Berikan kesan pertama yang baik kepada klien atau bos di tempat perusahaan kamu bekerja.

12. Konsentrasi pada Pesan Inti

Saat merencanakan presentasi, kamu harus selalu mengingat pertanyaan: Apa pesan utama (atau tiga poin kunci) yang harus diambil oleh para audiens?

Kamu harus dapat mengkomunikasikan pesan utama itu dengan sangat singkat, jelas, dan padat.

Beberapa ahli merekomendasikan ‘ringkasan singkat’ selama 30 detik.

Aturan apa pun yang kamu pilih, yang terpenting adalah menjaga agar pesan inti kamu tetap fokus pada materi dan jangan bertele-tele.

13. Bersikap Rileks

Ini mungkin gampang-gampang susah untuk dilakukan.

Bagaimanapun, melakukan presentasi bagi yang belum berpengalaman akan sangat menegangkan.

Masih dikutip situs yang sama, saat menyampaikan presentasi sebaiknya kamu tidak hanya berdiri diam diri.

Kamu bisa sambil bergerak ke sana kemari di sekitar audiens sehingga tidak adanya batasan dan kekan kaku terhindarkan.

Namun, kamu harus pastikan apakah sifat acara tersebut bersifat formal atau tidak.