Selasa, 21 Oktober 2025

Mementaskan Drama (2): Ekspresi & Tata Panggung

 

Latihan Vokal, Ekspresi, Gestur, Rias, dan Properti

A. Deskripsi Umum Materi

Selamat datang pada tahap inti dari proses berteater! Pada modul sebelumnya, kita telah mempelajari dasar-dasar drama, mulai dari memahami naskah, karakter, hingga blocking dasar. Sekarang, kita akan masuk ke dalam jantung dari sebuah pertunjukan: bagaimana menghidupkan karakter di atas panggung.

Sebuah pementasan drama yang berhasil tidak hanya dinilai dari dialog yang lancar, tetapi dari totalitas penjiwaan yang tercermin melalui suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, serta didukung oleh tata rias dan properti yang tepat. Modul ini akan menjadi panduan praktis bagi kalian, calon seniman teater, untuk mengasah alat ekspresi terpenting kalian: tubuh dan suara.

Pementasan drama tidak hanya menuntut kemampuan membaca naskah atau menghafal dialog, tetapi juga keterampilan ekspresi diri secara utuh di atas panggung. Seorang aktor harus menguasai vokal, ekspresi wajah, gerak tubuh (gestur), serta memanfaatkan tata rias dan properti untuk menghidupkan karakter.

Dalam pembelajaran ini, siswa akan berlatih mengekspresikan karakter dengan teknik vokal yang jelas, ekspresi yang tepat, dan penggunaan gestur yang alami. Selain itu, siswa juga akan mengenal dasar-dasar tata rias dan properti yang mendukung karakterisasi dan suasana pementasan.

Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya “Mementaskan Drama (1): Latihan Peran & Naskah”, dan menjadi tahap menuju pementasan penuh pada pertemuan berikutnya.


B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:

  1. Menjelaskan pentingnya vokal, ekspresi, gestur, tata rias, dan properti dalam pementasan drama.

  2. Melatih dan menggunakan teknik vokal dengan intonasi dan artikulasi yang tepat.

  3. Mengekspresikan perasaan dan karakter tokoh melalui wajah dan gerak tubuh.

  4. Menggunakan tata rias sederhana untuk mendukung penokohan.

  5. Memilih dan memanfaatkan properti yang sesuai dengan adegan drama.

  6. Menunjukkan kerja sama dan disiplin dalam latihan pementasan.


C. Uraian Materi Pembelajaran

1. Ekspresi dalam Pementasan Drama

Ekspresi merupakan unsur penting dalam akting karena menampilkan perasaan batin tokoh yang sedang diperankan. Ekspresi yang tepat akan membantu penonton memahami isi dan emosi cerita.

Jenis-jenis ekspresi dalam drama:

  • Ekspresi wajah: menunjukkan emosi (marah, sedih, senang, takut, kecewa).

  • Ekspresi suara: menyesuaikan intonasi dan nada sesuai situasi.

  • Ekspresi tubuh: memperkuat makna dialog dan perasaan tokoh.

🪶 Contoh:
Tokoh yang sedang marah akan menatap tajam, mengeraskan suara, mengepalkan tangan, dan berdiri tegak.

Kesalahan umum dalam ekspresi:

  • Wajah datar atau tidak sesuai situasi.

  • Gerak tubuh kaku dan tidak natural.

  • Emosi berlebihan hingga terlihat dibuat-buat.


2. Teknik Vokal dalam Drama

Vokal berperan penting karena melalui suara, aktor menyampaikan pesan dan emosi tokoh.
Penonton tidak akan memahami cerita jika suara pemain tidak terdengar jelas.

Unsur-unsur teknik vokal:

  1. Artikulasi: kejelasan pengucapan setiap kata.

  2. Intonasi: tinggi rendah nada suara sesuai makna.

  3. Volume: kekuatan suara agar terdengar penonton.

  4. Tempo: kecepatan bicara disesuaikan dengan suasana.

  5. Diksi: pilihan kata yang tepat dan mudah dimengerti.

Latihan dasar vokal:

  • Melafalkan kalimat dengan huruf hidup berulang (“A–E–I–O–U”).

  • Latihan pernapasan diafragma agar suara kuat.

  • Melatih pengucapan cepat dengan kalimat sulit (tongue twister):
    “Ular lari lurus lurus, ular lari lurus licin.”


3. Gestur (Gerak Tubuh) dalam Pementasan

Gestur adalah bahasa tubuh yang membantu memperjelas emosi dan niat tokoh. Gerak tubuh yang baik membuat pementasan lebih hidup dan komunikatif.

Prinsip gestur yang baik:

  • Gerak tubuh harus bermakna dan mendukung dialog.

  • Tidak boleh berlebihan sehingga mengganggu fokus penonton.

  • Harus natural sesuai karakter tokoh dan suasana adegan.

Latihan gestur:

  1. Berdiri di depan cermin, praktikkan berbagai pose emosi (marah, takut, senang).

  2. Ulangi gerak tubuh sambil membaca dialog untuk menyesuaikan ritme.

  3. Latih perpindahan posisi (blocking) agar gestur tidak terulang monoton.

🎭 Contoh:
Tokoh yang kecewa bisa duduk sambil menunduk, menghela napas panjang, dan berbicara lirih.


4. Tata Rias (Make-Up) Tokoh

Tata rias membantu aktor menyerupai karakter yang diperankan.
Misalnya, riasan tokoh tua, miskin, bangsawan, atau lucu, akan menegaskan peran dan memperjelas identitas di panggung.

Jenis tata rias drama:

  1. Rias karakter: menonjolkan sifat tokoh (misalnya wajah keras untuk tokoh antagonis).

  2. Rias usia: menambah garis-garis di wajah agar tampak tua atau muda.

  3. Rias watak: mempertegas ekspresi (misalnya alis tebal untuk tokoh pemarah).

Peralatan dasar tata rias:
Bedak, foundation, pensil alis, lipstik, cat wajah, cermin kecil, spons, dan kapas.

Langkah dasar:

  • Bersihkan wajah sebelum merias.

  • Gunakan warna dasar sesuai pencahayaan panggung.

  • Tambahkan detail sesuai karakter (kumis, kerutan, luka, dll).


5. Properti dan Kostum

Properti adalah semua benda yang digunakan dalam pementasan untuk memperkuat suasana dan mendukung aksi pemain, misalnya kursi, surat, payung, cangkir, atau buku.

Kostum membantu penonton mengenali latar waktu dan status sosial tokoh.
Contoh:

  • Seragam sekolah → tokoh pelajar

  • Jas dan dasi → tokoh pejabat

  • Baju lusuh → tokoh miskin atau pekerja kasar

Pemilihan properti dan kostum harus:

  • Sesuai dengan waktu dan tempat cerita.

  • Tidak berlebihan dan tetap nyaman digunakan.

  • Aman digunakan di panggung.


6. Tata Panggung dan Penataan Ruang

Tata panggung meliputi penataan tempat, pencahayaan, dan arah gerak pemain.
Panggung dapat dibuat sederhana menggunakan ruang kelas dengan menentukan area:

  • Depan panggung: untuk dialog utama

  • Tengah panggung: interaksi antar tokoh

  • Belakang panggung: latar atau setting tambahan

Fungsi tata panggung:

  • Menunjang suasana cerita.

  • Membantu penonton memahami tempat kejadian.

  • Menjadikan pementasan lebih estetik.