Rabu, 05 November 2025

Membaca Karya Tulis Ilmiah (1): Menyintesis dan Menyimpulkan Informasi Penting

 

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:

  1. Memahami ciri dan struktur karya tulis ilmiah.

  2. Menemukan informasi penting dari karya tulis ilmiah.

  3. Menyintesis informasi dari berbagai bagian karya ilmiah.

  4. Menyimpulkan isi karya ilmiah secara logis dan objektif.

  5. Menunjukkan sikap kritis dan teliti dalam membaca karya ilmiah.


B. Pengantar Materi

Pengertian Umum

Karya ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan hasil pemikiran, penelitian, atau pengamatan sistematis dengan tujuan menyampaikan pengetahuan atau temuan baru secara logis dan objektif.

Karya ilmiah selalu berlandaskan data, fakta, dan sumber tepercaya, serta menggunakan bahasa baku dan formal.

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan hasil penelitian, kajian teori, atau pemikiran ilmiah dengan menggunakan bahasa formal dan logis.
Contoh karya tulis ilmiah antara lain:

  • Artikel ilmiah

  • Makalah

  • Laporan penelitian

  • Esai ilmiah

  • Skripsi (pada jenjang pendidikan tinggi)

Membaca karya ilmiah berbeda dengan membaca teks populer karena memerlukan pemahaman mendalam, analisis logis, serta kemampuan menyintesis (menggabungkan) dan menyimpulkan informasi.


C. Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah

  1. Mengandung fakta dan data yang dapat diverifikasi.

  2. Disusun secara sistematis (abstrak, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, simpulan).

  3. Menggunakan bahasa baku dan objektif.

  4. Mengandung tujuan tertentu (menjelaskan, membuktikan, atau mengembangkan teori).

  5. Menggunakan rujukan atau sumber ilmiah.

Klasifikasi Berdasarkan Gaya Bahasa

  1. Karya Ilmiah Formal
    Menggunakan bahasa baku, sistematika lengkap, dan rujukan resmi.
    → Contoh: skripsi, laporan penelitian, tesis.

  2. Karya Ilmiah Populer
    Disajikan dengan bahasa ringan agar mudah dipahami masyarakat umum.
    → Contoh: artikel ilmiah di media massa, esai populer.

Jenis-Jenis Karya Ilmiah Berdasarkan Tujuan dan Kedalaman Kajian

Jenis Karya Ilmiah Ciri Utama Tujuan / Fungsi Contoh
1. Makalah - Menyajikan pembahasan suatu masalah berdasarkan kajian teori dan data sederhana.- Disusun secara sistematis: pendahuluan, pembahasan, penutup. Untuk memenuhi tugas akademik, seminar, atau diskusi ilmiah. Makalah tentang “Dampak Media Sosial terhadap Etika Remaja”.
2. Artikel Ilmiah / Artikel Ilmiah Populer - Mengulas hasil penelitian atau gagasan ilmiah dalam bahasa ringan.- Biasanya dimuat di jurnal, majalah, atau media online. Menyebarkan pengetahuan ilmiah kepada masyarakat luas. Artikel tentang “Pemanfaatan AI dalam Dunia Pendidikan”.
3. Laporan Penelitian - Menjelaskan proses dan hasil penelitian lengkap (metode, data, analisis, kesimpulan). Mendokumentasikan hasil penelitian secara resmi. Laporan penelitian “Efektivitas Pembelajaran Daring pada Siswa SMK”.
4. Skripsi / Tugas Akhir - Penelitian ilmiah individual mahasiswa.- Disusun sistematis dan mendalam. Syarat kelulusan di perguruan tinggi. Skripsi tentang “Analisis Pengaruh Literasi Digital terhadap Prestasi Akademik”.
5. Tesis - Karya ilmiah tingkat magister (S2).- Berdasarkan penelitian lebih kompleks. Mengembangkan teori atau model baru. Tesis tentang “Model Pembelajaran Kolaboratif untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa”.
6. Disertasi - Karya ilmiah tertinggi di jenjang doktor (S3).- Harus memberikan temuan atau teori baru. Memberikan kontribusi terhadap bidang ilmu tertentu. Disertasi tentang “Integrasi Kecerdasan Buatan dalam Sistem Pendidikan Nasional”.
7. Paper Ilmiah (Prosiding) - Tulisan ilmiah pendek untuk dipresentasikan dalam seminar atau konferensi. Menyajikan hasil riset terkini kepada komunitas akademik. Paper tentang “Tren Penggunaan Cloud Computing di Dunia Industri”.
8. Esai Ilmiah - Tulisan reflektif berbasis pemikiran logis dan data ilmiah.- Bahasa lebih bebas daripada makalah. Mengemukakan pandangan pribadi secara ilmiah. Esai tentang “Urgensi Literasi Digital di Era AI”.
9. Resensi Buku Ilmiah - Ulasan kritis terhadap isi buku nonfiksi atau ilmiah. Memberikan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan karya ilmiah lain. Resensi buku “Revolusi Industri 4.0 dan Pendidikan”.
10. Proposal Penelitian / Kegiatan - Rencana kegiatan atau penelitian ilmiah. Sebagai rancangan awal penelitian atau kegiatan ilmiah. Proposal penelitian “Pengaruh Game Edukasi terhadap Motivasi Belajar”.

D. Langkah Membaca dan Menyintesis Informasi

1. Membaca Secara Efektif

  • Prabaca: perhatikan judul, penulis, abstrak, dan daftar isi untuk memahami gambaran umum.

  • Saat membaca: tandai istilah penting, gagasan utama tiap paragraf, dan data pendukung.

  • Pascabaca: buat ringkasan singkat isi teks.

2. Menemukan Informasi Penting

Informasi penting adalah ide utama yang menjadi inti pembahasan.
Langkah-langkahnya:

  • Identifikasi kalimat utama dalam setiap paragraf.

  • Catat konsep, teori, data, atau hasil penelitian yang dominan.

  • Bedakan antara fakta dan opini.

3. Menyintesis Informasi

Menyintesis berarti menggabungkan berbagai informasi penting dari beberapa bagian teks menjadi pemahaman baru yang utuh.
Langkah menyintesis:

  • Gabungkan ide dari pendahuluan, hasil, dan pembahasan.

  • Hubungkan hubungan sebab-akibat antar temuan.

  • Tulis ulang dengan bahasa sendiri tanpa mengubah makna.

Contoh:

Dari beberapa penelitian yang dibahas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media digital meningkatkan minat belajar siswa, terutama jika disertai interaksi dua arah.

4. Menyimpulkan Informasi

Menyimpulkan berarti menarik makna umum atau hasil akhir dari isi karya ilmiah.
Ciri simpulan yang baik:

  • Berdasarkan fakta, bukan opini.

  • Menjawab rumusan masalah.

  • Disajikan secara singkat, jelas, dan logis.

Contoh simpulan:

Berdasarkan hasil analisis, pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMK pada mata pelajaran informatika.

Unsur yang Harus Ada dalam Karya Ilmiah

  1. Judul dan identitas penulis

  2. Abstrak atau ringkasan isi

  3. Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan)

  4. Kajian teori atau landasan pustaka

  5. Metode penelitian / pengumpulan data

  6. Pembahasan dan hasil analisis

  7. Kesimpulan dan saran

  8. Daftar pustaka

 

Sikap Ilmiah dalam Menulis dan Membaca Karya Ilmiah

  1. Objektif – berdasarkan fakta, bukan opini pribadi.

  2. Kritis – menilai data dengan logis.

  3. Teliti – memeriksa sumber dan data.

  4. Jujur – tidak melakukan plagiarisme.

  5. Tanggung jawab – menyertakan sumber dengan benar.


E. Contoh Teks Ilmiah Singkat

Judul: Pengaruh Penggunaan Gawai terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMK

Isi Ringkas:
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gawai berlebihan berdampak negatif pada konsentrasi belajar. Namun, jika digunakan dengan pengawasan dan untuk tujuan pembelajaran, gawai dapat meningkatkan akses informasi dan motivasi belajar.

Sintesis:
Gawai memiliki dua sisi: dapat menurunkan fokus jika digunakan secara bebas, tetapi mendukung pembelajaran jika dimanfaatkan dengan tepat.

Simpulan:
Pemanfaatan gawai perlu diarahkan agar mendukung aktivitas belajar, bukan sekadar hiburan.


F. Latihan / Lembar Kerja Siswa (LKS)

Tugas 1 – Menemukan Informasi Penting

Bacalah Pembahasan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul "Pengaruh Intensitas Penggunaan Smartphone terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa" oleh Adinda Junior MAN 1 Bekasi  dibawah ini.

Pembahasan 

Hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti di atas menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara intensitas penggunaan smartphone terhadap konsentrasi belajar. Hal ini mengandung arti bahwa intensitas penggunaan smartphone telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi belajar siswa kelas XII MIPA 1 di MAN 1 Kabupaten Bekasi. Yang maknanya, semakin tinggi intensitas penggunaan smartphone, maka konsentrasi belajar semakin turun. 

Begitupun sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan smartphone maka konsentrasi belajar semakin tinggi. Konsentrasi belajar sangatlah penting bagi pembelajaran setiap siswa, hal ini dikarenakan konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek pendukung siswa dalam belajar, jika siswa tidak mampu untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang sedang dipelajari akan berdampak pada dirinya sendiri sehingga tidak dapat memahami materi dengan baik, maka dari itu konsentrasi merupakan salah satu syarat bagi siswa agar berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran (Trisnani, 2020). 

Intensitas penggunaan smartphone sangat berpengaruh bagi siswa dalam proses pembelajaran, siswa yang belum bisa mengendalikan diri dalam hal-hal yang mengangu proses pembelajaran lebih mudah untuk terpengaruh dan mengalihkan konsentrasinya. Karena konsentrasi merupakan suatu cara untuk membantu anak membangun pengendalian diri. Nilai korelasi yang dihasilkan dalam penelitian ini bersifat negatif yaitu -0,486, diartikan bahwa hubungan kedua variabel berbanding terbalik atau berlawanan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan smartphone yang berlebihan dalam kehidupan siswa baik dalam pembelajaran ataupun di luar pembelajaran berakibat negatif pada konsentrasi belajar siswa. Smartphone memberikan dampak pada bidang pendidikan karena siswa menjadi malas-malasan untuk belajar, kemudian sering mengakses bukan untuk materi pembelajaran, menirukan gaya hidup negatif melalui smartphone, minat siswa untuk belajar menjadi turun sehingga prestasi belajar menurun. Konsentrasi belajar yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga dapat mengakibatkan hasil belajar yang tidak memuaskan.

 Tulislah:

  1. Ide pokok dari pembahasan.

  2. Fakta atau data penting yang mendukung ide pokok.

Tugas 2 – Menyintesis Informasi

Gabungkan ide-ide utama dari teks tersebut menjadi satu paragraf sintesis (5–7 kalimat).

Tugas 3 – Menyimpulkan Isi Teks
Tulislah simpulan berdasarkan hasil sintesis kalian.

Tugas 4 – Diskusi Kelas
Presentasikan hasil sintesis dan simpulan kalian.
Bandingkan dengan kelompok lain: apakah ada perbedaan penafsiran?

Senin, 03 November 2025

Etika Digital, Plagiarisme, dan AI dalam Kehidupan

DASAR-DASAR ETIKA DIGITAL & PLAGIARISME

Teknologi, termasuk AI, adalah alat yang powerful. Sebagai generasi masa depan dan calon profesional di bidang teknologi, tanggung jawab kalian bukan hanya menguasai cara menggunakannya, tetapi juga memahami etika di balik penggunaannya. Jadilah pengguna yang cerdas dan kritis, bukan sekadar konsumen yang pasif. Dengan menghindari plagiarisme dan menggunakan AI secara bertanggung jawab, kalian tidak hanya melindungi integritas akademis dan profesional kalian, tetapi juga membangun masa depan digital yang lebih beretika.

A. ETIKA DIGITAL: KEWARGAANEGARAAN DI DUNIA MAYA

1. Pengertian:
Etika digital adalah prinsip moral dan perilaku yang tepat dalam menggunakan teknologi digital, internet, dan perangkat elektronik lainnya. Ini adalah perluasan dari nilai-nilai kehidupan nyata ke dalam dunia virtual.

2. Ruang Lingkup (The 5 Core Principles of Digital Ethics):

  • Privasi & Keamanan Data: Menghargai dan melindungi data pribadi diri sendiri dan orang lain. Contoh: menggunakan password yang kuat, tidak membagikan PIN, memahami pengaturan privasi di media sosial.

  • Hak Kekayaan Intelektual (HAKI): Menghormati hasil karya orang lain (seni, musik, tulisan, perangkat lunak) dengan tidak menyalin, membajak, atau menggunakan tanpa izin.

  • Kredibilitas & Kejujuran Informasi: Bertanggung jawab atas informasi yang dibagikan. Memeriksa kebenaran berita (cek fakta) sebelum menyebarluaskan untuk memerangi hoaks.

  • Keterbukaan & Inklusi: Menggunakan teknologi untuk hal yang positif, membangun komunitas yang sehat, dan tidak melakukan diskriminasi atau ujaran kebencian.

  • Kesejahteraan & Tanggung Jawab: Menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan nyata, serta menyadari dampak kesehatan mental dari penggunaan teknologi.

3. Mengapa Etika Digital Penting bagi Siswa SMK?
Sebagai calon tenaga profesional, reputasi digital kalian adalah aset. Perekrut kerja sering kali mengecek profil media sosial calon karyawan. Pelanggaran etika digital dapat berujung pada sanksi sosial, hukum, hingga pemutusan hubungan kerja.

B. PLAGIARISME: PENYAKIT AKADEMIS & PROFESIONAL

1. Pengertian:
Plagiarisme adalah tindakan menjiplak, menyalin, atau menggunakan karya, ide, atau kata-kata orang lain tanpa memberikan pengakuan atau kredit yang semestinya, dan disajikan seolah-olah sebagai karya sendiri.

2. Bentuk-Bentuk Plagiarisme:

  • Plagiarisme Langsung (Copy-Paste): Menyalin persis kata demi kata dari sumber tanpa kutipan.

  • Parafrase tanpa Sumber: Mengubah kata-kata tetapi struktur ide tetap sama tanpa menyebutkan sumber.

  • Plagiarisme Mosaik: Menyisipkan kalimat atau frasa dari berbagai sumber ke dalam karya sendiri tanpa kutipan.

  • Plagiarisme Ide: Menggunakan ide orisinal orang lain tanpa memberikan pengakuan, meskipun kata-katanya diubah.

  • Plagiarisme Diri: Menggunakan karya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya untuk tugas baru tanpa izin.

3. Konsekuensi Plagiarisme:

  • Akademis: Nilai nol, kegagalan mata pelajaran, hingga skorsing atau dikeluarkan dari sekolah.

  • Profesional: Kehilangan kredibilitas, tuntutan hukum, gugatan pelanggaran hak cipta, dan pemecatan.

  • Personal: Menghambat perkembangan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis.

4. Cara Menghindari Plagiarisme:

  • Kutipan (Citation): Selalu cantumkan sumber dengan gaya kutipan yang benar (e.g., APA, MLA).

  • Parafrase yang Bertanggung Jawab: Ubah kata-kata dan struktur kalimat, tetapi tetap sertakan sumber asli.

  • Gunakan Aplikasi Pemeriksa Plagiarisme: Seperti Turnitin, Grammarly, untuk memastikan keaslian karya.


PERTEMUAN 2: REVOLUSI KECERDASAN BUATAN (AI) DAN TANTANGAN ETIKANYA

A. MENGENAL AI DAN MODEL BAHASA BESAR (LLM)

1. Apa itu AI?
Kecerdasan Buatan (AI) adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada pembuatan mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan pemahaman bahasa.

2. Apa itu LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT, Gemini, Copilot?

  • Bukan Mesin Pencari: LLM tidak mencari informasi di internet seperti Google. Ia adalah model statistik yang dilatih dengan data teks yang sangat besar (buku, artikel, website).

  • Cara Kerja: Ia memprediksi kata atau kalimat berikutnya yang paling mungkin berdasarkan pola yang dipelajari dari data latihnya. Ia adalah "mesin tebak-tebakan yang sangat canggih".

  • Implikasi: Karena bekerja berdasarkan prediksi, AI bisa saja menghasilkan informasi yang salah (hallucination). Fakta dari AI harus selalu diverifikasi ulang dengan sumber yang terpercaya.

B. DAMPAK AI DALAM KEHIDUPAN & DUNIA KERJA

Dampak Positif:

  • Efisiensi: Otomatisasi tugas repetitif (mengetik, merangkum, coding sederhana).

  • Kreativitas: Membantu brainstorming ide, membuat kerangka tulisan.

  • Personalized Learning: Membantu penjelasan konsep dengan cara yang mudah dipahami.

  • Inovasi di Berbagai Bidang: Diagnosa medis, kendaraan otonom, customer service.

Dampak Negatif/Tantangan:

  • Disinformasi: Penyebaran hoaks dan informasi palsu yang dibuat oleh AI.

  • Bias Algoritma: AI dapat mereproduksi bias yang ada dalam data latihnya (bias ras, gender, dll).

  • Pelanggaran Privasi: Pengumpulan data untuk melatih model AI.

  • Pergeseran Lapangan Kerja: Beberapa pekerjaan mungkin hilang, tetapi pekerjaan baru juga akan lahir.

C. ETIKA MENGGUNAKAN AI: ANTARA ALAT BANTU DAN KECURANGAN

1. AI dalam Konteks Akademik dan Tugas Sekolah:

  • Dilarang: Menyerahkan hasil generate AI secara penuh sebagai karya sendiri. Ini adalah bentuk plagiarisme yang diperparah.

  • Diperbolehkan (Sebagai Alat Bantu):

    • Brainstorming untuk mencari ide topik.

    • Membuat kerangka (outline) presentasi atau laporan.

    • Memperbaiki tata bahasa dan ejaan (proofreading).

    • Meminta penjelasan tentang konsep yang sulit.

    • Membantu debugging kode program sederhana.

2. Prinsip Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab:

  • Transparansi: Selalu beri tahu guru/dosen jika kamu menggunakan AI sebagai alat bantu dalam pengerjaan tugas.

  • Verifikasi: Selalu cross-check fakta dan informasi yang diberikan AI dengan sumber primer yang terpercaya.

  • Kontribusi Orisinal: Jadikan output AI sebagai bahan baku, bukan produk akhir. Kamu harus tetap menambahkan analisis, pemikiran, dan suara mu sendiri.

  • Kutip Penggunaan AI: Di masa depan, mungkin akan ada gaya kutipan untuk AI. Untuk saat ini, cantumkan dalam catatan kaki atau pengantar bagaimana kamu menggunakan AI (contoh: "Penulisan kerangka laporan ini dibantu oleh ChatGPT, kemudian dikembangkan dan diverifikasi oleh penulis").


Kasus Nyata: Etika Digital, Plagiarisme, & AI

1. Etika Digital (Netiket & Jejak Digital)

AspekKasus NyataPelanggaran EtikaSolusi Etis (Tindakan yang Benar)
CyberbullyingSeorang siswa SMK (A) merasa kesal karena nilai ulangan temannya (B) lebih tinggi, lalu A membuat akun anonim dan menyebarkan foto B dengan teks yang merendahkan dan memicu kebencian di grup chat kelas.Melanggar Netiket: Melakukan perundungan secara daring (cyberbullying), menyebarkan konten yang merugikan, dan menggunakan identitas palsu untuk menyakiti orang lain.Melaporkan unggahan tersebut, menghapus pesan provokatif, dan berkomunikasi secara pribadi dengan sopan untuk menyelesaikan masalah, atau meminta bantuan guru/orang dewasa.
Oversharing & PrivasiSeseorang (C) secara rutin mengunggah semua detail perjalanannya, termasuk foto tiket pesawat, alamat hotel, dan lokasi real-time di media sosial.Melanggar Etika Privasi: Membuka data pribadi dan sensitif (lokasi dan jadwal) ke publik, meningkatkan risiko menjadi target kejahatan fisik atau pencurian identitas.Membatasi informasi yang diunggah (cukup check-in setelah pulang), menonaktifkan fitur lokasi real-time, dan mengatur privasi akun menjadi private.
Komunikasi FormalSeorang siswa (D) mengirim email kepada guru (E) untuk menanyakan tugas. Subjek emailnya kosong, dan isinya hanya "P Tugas kpn? Balas skrg.".Melanggar Etika Digital (Email Netiket): Menggunakan bahasa informal dan tidak sopan, subjek tidak jelas, dan tidak menggunakan salam/penutup yang layak.Menggunakan subjek yang jelas (contoh: "Pertanyaan Tugas Informatika Kelas X"), menyertakan salam formal, menggunakan bahasa baku, dan mengucapkan terima kasih di akhir.

2. Plagiarisme (Integritas Akademik)

Jenis KasusKasus NyataPelanggaran PlagiarismeSolusi Etis (Tindakan yang Benar)
Plagiarisme TotalSeorang siswa diwajibkan membuat laporan hasil praktik. Siswa tersebut mencari di internet, menemukan laporan milik alumni, dan mengganti nama penulisnya saja lalu menyerahkannya sebagai miliknya.Plagiarisme Total: Mengambil seluruh karya orang lain tanpa izin dan atribusi, dan mengklaimnya sebagai karya orisinal.Menulis laporan sendiri berdasarkan hasil praktik yang dilakukan. Jika harus mengutip, gunakan kutipan langsung dan cantumkan sumbernya di daftar pustaka.
Plagiarisme ParaphraseSiswa lain (G) membaca 5 paragraf dari sebuah artikel online. G kemudian mengubah urutan kalimat dan mengganti sekitar 10% kata menjadi sinonim, namun tidak mencantumkan sumber sama sekali.Plagiarisme Paraphrase yang Tidak Etis: Meskipun sudah menulis ulang, ide dan struktur kalimat dasarnya tetap milik orang lain, dan tidak adanya atribusi menjadikannya penjiplakan.Menyertakan kutipan dalam teks (misalnya: "Menurut Smith (2023)...") dan mencantumkan sumber lengkap di bagian Daftar Pustaka.
Self-PlagiarismSeorang mahasiswa (H) menggunakan seluruh isi esai yang pernah ia submit di mata kuliah A, untuk dijadikan Bab I pada skripsi yang ia kerjakan di mata kuliah B, tanpa menyebutkan bahwa esai tersebut sudah pernah dipublikasikan.Self-Plagiarism: Mendaur ulang karya sendiri dan menyajikannya sebagai karya baru atau orisinal, melanggar prinsip kebaruan akademik.Mereferensikan karyanya sendiri yang terdahulu sebagai sumber kutipan, dan memastikan 80% konten yang disubmit adalah baru.

3. Kecerdasan Buatan (AI) dalam Kehidupan & Etika AI

AspekKasus NyataIsu Etika/IntegritasSolusi Etis (Tindakan yang Benar)
Integritas Tugas SekolahSeorang siswa (J) diminta membuat esai 500 kata. J menggunakan ChatGPT, menyalin seluruh output esai yang dihasilkan AI tersebut, dan mengakuinya 100% sebagai karya tulisnya sendiri tanpa menyebutkan bantuan AI.Pelanggaran Integritas Akademik: Menyerahkan karya yang tidak orisinal, meskipun bukan plagiarisme karya manusia, ini adalah bentuk curang (kecurangan AI).Menggunakan AI untuk merangkai ide, mencari kerangka, atau memeriksa tata bahasa. Siswa wajib menulis ulang, mengembangkan ide, dan mencantumkan atribusi yang jelas (misalnya: "Kerangka esai dibantu oleh ChatGPT").
Bias AlgoritmaSebuah sistem AI yang digunakan untuk menyortir lamaran kerja ternyata secara konsisten memberi nilai rendah pada kandidat perempuan hanya karena data latihnya didominasi oleh riwayat kandidat laki-laki yang sukses.Bias dan Diskriminasi AI: Algoritma mencerminkan bias data masa lalu, menghasilkan keputusan yang tidak adil dan diskriminatif pada kelompok tertentu.Pengembang AI harus memastikan data latihnya seimbang (representatif) dan melakukan audit etika secara berkala untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bias dalam pengambilan keputusan algoritma.
Transparansi AISeorang dokter menggunakan alat diagnostik berbasis AI. Alat tersebut memberikan diagnosis "Alergi Langka" tanpa memberikan penjelasan atau alasan mengapa ia sampai pada kesimpulan tersebut.Kurangnya Transparansi/Akuntabilitas: Kurangnya penjelasan (disebut black box problem), sehingga diagnosis tidak dapat diverifikasi oleh dokter, meningkatkan risiko kesalahan diagnosis.Sistem AI harus dirancang dengan prinsip Akuntabilitas dan Keterpenjelasan (Explainable AI - XAI), di mana ia harus menyediakan alasan, bobot fitur, atau sumber data yang mendasari keputusannya.