Karya Tulis Ilmiah atau KTI sendiri merupakan kegiatan yang sering diadakan oleh instansi pendidikan seperti Kampus, Instansi Pemerintah, maupun event. Disamping itu karya tulis ilmiah juga dapat disebut sebagai skripsi, thesis, publikasi, dan berbagai contoh lainnya.
Manurut Pateda (1993). Karya Tulis Ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang displin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwasanya Karya Tulis Ilmiah adalah hasil dari pemikiran ilmiah dari berbagai bidang ilmu tertentu. Disertai fakta dan data yang tersusun secara sistematis, logis, utuh, serta bertanggung jawab.
Namun, dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah memiliki kaidah, struktur, dan sitematika penulisan yang perlu diperhatikan. Sehingga, dalam melakukan penulisan KTI tidak melakukan kesalahan yang beraktibat hasil KTI anda dinilai tidak memenuhi standar dalam penulisan KTI dalam setiap aja event Karya Tulis Ilmiah
Bagian Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan berisikan informasi terkait karya ilmiah yang dilakukan. Ada banyak poin penting yang dipaparkan dalan pendahuluan. Yaitu, Latar belakang masalah yang menceritakan kenapa penelitian itu diambil sebagai judul utama dalam KTI tersebut. Menceritakan latar belakang masalah yang diambil menjadi poin penting. Sehingga, dalam pengambilan solusi dalam pelitian tersebut terarah.Selain itu terdapat tujuan dari permasalahan yang dilakukan yang umumnya berupa solusi terkait permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah tersebut. Dengan adanya tujuan tersebut artinya KTI tersebut. Terdapat batasan yang harus dikerjakan yang menjaganya tidak keluar dari inti utama dalam penelitian yang dilakukan.
Intinya dalam bagian pendahuluan karya tulis ilmiah memaparkan terkait penelitian yang akan dilakukan. Seperti latar belakang, alasan memilih topik, uraian singkat terkait masalah yang diambil, pembahasan terkait ruang lingkup, dan solusi yang diberikan.
Bagian Inti Pembahasan
Dalam bagian inti ini dalam penelitian karya tulis ilmiah memaparkan penelitian yang dilakukan dengan mengambil studi kasus pada bagian pendahuluan. Dalam bagian inti pembahasan dalam karya tulis ilmiah diuraikan terkait landasan teori yang mendukung penelitian yang dilakukan.
Pengambilan landasan teori ini bisa dari perkataan para ahli yang melakukan bidang studi yang terkait dengan studi penelitian yang dilakukan. Bahkan, bisa membuat landasan teori baru jika benar-benar studi penelitian dalan karya tulis ilmiah merupakan studi yang unik dan menarik.
Kemudian, pada bagian inti dari penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan pokok-pokok yang diambil dalam melakukan penelitian. Apakah penelitian ini menggunakan rumus khusus atau berupa kuesioner studi lapangan perlu dipaparkan dengan jelas. Sehingga, data yang akan ditampilkan dalam studi penelitian ini jelas dan gamblang.
Bagian Penutup
Pada bagian penutup ini memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian karya tulis ilmiah yang dilakukan. Apakah penelitian yang dilakukan mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang diangkat ataukah sebagai batu loncatan awal untuk penelitian lanjutan pun harus dipaparkan.
Lalu, disamping memaparkan n kesimpulan yang didapatkan. Pada bagian ini juga perlu memberikan penjelasan terkait saran dan harapan kedepannya untuk karya tulis ilmiah tersebut. Agar dapat menjadi landasan teori berikutnya saat membuat karya tulis ilmiah yang mengangkat tema yang sama walu dengan tempat yang berbeda.Sehingga, dalam sistematika atau struktur karya tulis ilmiah yang dibuat jika dipaparkan secara vertikal sebagai berikut:
- Latar Belakang Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penulisan
BAB II. LANDASAN TEORI
- Kajian Teoretis
- Kerangka Berpikir
- Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN
- Deskripsi Kasus
- Analisis Kasus
BAB IV. KESIMPULAN
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
Di dalam penulisan karya ilmiah, tentunya terdapat kaidah-kaidah yang berlaku, yang mana kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Nah, kaidah-kaidah tersebut dibuat agar terjadi penyelarasan dalam penulisan karya ilmiah, sehingga penulisan karya ilmiah mudah dipahami oleh penguji dengan sifat yang seragam.
Dengan adanya aturan pengetikan dalam penulisan karya ilmiah ini, maka penulis dapat menulis dengan rapi dan terususun. Sehingga penguji dapat membacanya dengan mudah.
Berikut ini adalah beberapa aturan dalam pengetikan karya ilmiah:
1. Font, Spasi, dan Ukuran Kertas
Dalam penulisan karya ilmiah terdapat aturan yang perlu diperhatikan yaitu font, spasi, dan ukuran kertas yang kita gunakan dalam menulis karya ilmiah. Naskah karya ilmiah haruslah diketik dengan aturan:
- Kertas A4,
- Jenis font Times New Roman,
- Ukuran font 12 px, dan
- Spasi 1
2. Ukuran Margins
Ukuran margins adalah tepian kertas yang merupakan bagian yang kosong. Nah, untuk ukuran margins ini adalah sebagai berikut:
- Top (atas) = 3 cm
- Bottom (bawah) = 4 cm
- Left (Kiri) = 3 cm
- Right (Kanan) = 4 cm
3. Bab dan Subbab
Dalam penulisan bab dan subbab pada penulisan penelitian karya ilmiah ini berbeda dengan penulisan bab dan subbab pada penulisan skripsi pada umumnya. Pada penulisan karya ilmiah, bab dan subbab ditulis dengan menggunakan sistem numeral (1….a….).
Berbeda halnya dengan penulisan bab dan subbab pada skripsi yang mana bab ditulis dengan menggunakan sistem romawi (I, II, III, dst) dan untuk penulisan subbab, ditulis dengan menggunakan sistem numeral (1….a….).
Jadi, dari pembahasan di atas, dapat ditemukan bahwa penulisan skripsi dengan karya ilmiah berbeda.
Untuk penulisan subbab ini ditulis dengan cara berikut ini:
- Tulisan di-Bold
- Huruf pertama setiap katanya ditulis huruf kapital (besar), Sama halnya menulis judul-judul pada umumnya. Seperti contoh: Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah
- Namun, ada pengecualian bahwa kata tugas dan kata preposisi seperti kata hubung di-, ke-, dari, tetap ditulis huruf kecil. Seperti contoh: Penulisan dalam Karya Ilmiah
Di dalam subbab sendiri terdapat anak subbab yang juga memiliki aturan-aturan penulisan sebagai berikut:
- Anak subbab ditulis dengan style font italic,
- Masih sama seperti judul-judul pada umumnya, bahwa huruf awal setiap kata ditulis kapital (besar), kecuali untuk kata preposisi, kata hubung, kata sambung, dan kata tugas.
4. Jarak Antar Bab
Jika penulisan skripsi jarak antara bab satu dengan bab lainnya dibutuhkan jarakm halaman alias memerlukan ganti halaman untuk membuat bab baru. Namun, berbeda halnya dalam penulisan karya ilmiah. Dalam karya ilmiah, penulisan bab baru ini tidak memerlukan ganti halaman baru, melainkan diberi jarak 3 spasi untuk membuat bab baru. (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)
Sedangkan untuk penulisan subbab, antara jarak bab dengan subbab, ditulis dengan jarak 2,5 spasi. Dan untuk penulisan kalimat awal setelah subbab diberi jarak 2 spasi di bawah subbab.
5. Judul Artikel
Dalam penulisan karya ilmiah, juga terdapat artikel sebagai penunjang penelitian dalam penelitian karya ilmiah. Maka, terdapat penulisan judul artikel. Pada judul artikel cara penulisannya adalah sebagai berikut:
- Menggunakan huruf kapital (besar) semua,
- Tulisan di-Bold
- Masih menggunakan jenis font Times New Roman
- Posisi judul berada di tengah halaman alias di-center (Ctrl+E)
- Jangan menggunakan garis bawah atau style font Underline
6. Penulisan Paragraf
Untuk penulisan paragraph atau alinea dalam penulisan karya ilmiah juga terdapat aturan-aturan penulisan yang di antaranya adalah sebagai dengan Alinea baru diketik ke dalam atau menjorok sebanyak 7 sampai 8 karakter atau sekitar 1,25 cm.
7. Penulisan Struktur Lain
Dalam penulisan nama-nama penulis dan alamat institusi dalam karya ilmiah ini ditulis yang letaknya tepat di bawah judul artikel. Nah, penulisannya pun diberikan jarak antara judul artikel dengan penulisan nama-nama penulis dan alamat institusi dengan jarak 1,5 spasi.
Berikut ini beberapa penulisan struktur lain dalam penulisan karya ilmiah.
- Halaman judul, daftar nama anggota kelompok, halaman pengesahan, kata pengantar menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah sudut kanan bawah (i, ii, iii, dst);
- Pada bagian utama, yaitu bagian naskah artikel menggunakan halaman dengan menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst) yang letaknya berada di pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 dari tepi atas;
- Dalam penulisan karya ilmiah, juga terdapat penulisan tabel yang mana terdapat judul tabel dengan menggunakan penomoran sesuai pemunculan tabel dari awal, dan untuk penulisan judul tabel ini diletakan di atas tabel bersamaan dengan nomor tabel yang menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst);
- Sama halnya dengan tabel, bahwa dalam penulisan karya ilmiah juga dimungkinkan menggunakan beberapa gambar maupun grafik ataupun foto sebagai penunjang penulisan karya ilmiah. Bahwa dalam gambar juga terdapat judul dan nomor gambar. Namun untuk judul dan nomor gambar ini diletakkan di bawah gambar.
- Perlu diingat, bahwa dalam penulisan karya ilmiah jangan menggunakan gambar yang terdapat warna. Kalaupun menggunakan gambar yang berwarna, sebaiknya jangan terlalu menggunakan warna yang dapat menimbulkan gelap ketika di copy.
- Judul Subbab;
- Nama Penulis dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM);
- Perguruan Tinggi; dan
- Tahun Penulisan
- Judul Penelitian, Nama Penulis, dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM);
- Tempat tandatangan pembimbing beserta stempel; dan
- Terdapat tanggal pengesahan penelitian, bahwa penelitian siap diuji.
- Latar Belakang.
- Tujuan dan Manfaat.
- Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan,
- Solusi yang ditawarkan atau diterapkan sebelumnya dalam memperbaiki keadaan pencetus gagasan,
- Bagaimana kondisi pencetus gagasan setelah diperbaiki melalui gagasan yang dicetuskan,
- Beberapa pihak yang dipertimbangkan dalam membantu mengimplementasikan gagasan, serta menjelaskan peran masing-masing, dan
- Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan.
Tahapan Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Dalam menulis karya ilmiah, diperlukannya urutan sistematika yang tersusun rapi sesuai dengan kaidah dan kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan. Namun, terdapat sistematika umum dalam penulisan karya ilmiah yang mana sistematikanya sebagai berikut:
1. Bagian Awal (Bab)
Semua bagian awal dalam tata cara penulisan karya ilmiah adalah:
a. Halaman Judul (Subbab)
Pada bagian awal halaman ini merupakan halaman judul, nama penulis peneliti serta nomor induknya, nama instansinya dan tahun penulisannya. Hampir sama halnya dengan penulisan skripsi, yang mana penulisan pada bagian awal halaman adalah cover atau sampulnya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang ada di bagian awal halaman. (Baca juga: Media Komunikasi Modern)
b. Lembar Pengesahan
Pada bagian selanjutnya, yaitu lembar pengesahan yang mana terdapat judul penelitian, nama penulis atau peneliti, dan nomor induknya. Lembar pengesahan ini dibuat dengan memiliki tujuan untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari pembimbing bahwa karya ilmiah yang kita tulis sudah layak untuk diujikan. Maka dari itu, diperlukan juga tanggal yang sesuai dengan tanggal terjadinya pengesahan karya ilmiah yang kita buat. (Baca juga: Etika Komunikasi Massa)
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam penulisan lembar pengesahan:
c. Kata Pengantar
Halaman berikutnya adalah kata pengantar, yang mana kata pengantar ini adalah salam pembukaan terhadap penguji ataupun pembaca penelitian karya ilmiah ini sebagai bentuk ucapan syukur tersusunnya karya ilmiah ini. (Baca juga: Sejarah Perkembangan Alat Komunikasi)
d. Daftar Isi
Halaman berikutnya adalah halaman Daftar Isi. Halaman ini berisikan daftar isi atau urutan halaman pada penulisan karya ilmia yang kita buat. Di dalam daftar isi juga terdapat daftar gambar, daftar tabel, dan juga lampiran.
e. Ringkasan
Ringkasan dalam penelitian karya ilmiah ini merupakan ringkasan karya ilmiah secara keseluruhan yang kita tulis menjadi maksimal 1 halaman. Seperti layaknya sebuah novel yang terdapat synopsis, sedangkan untuk penelitian karya ilmiah terdapat ringkasan.
2. Bagian Inti
Bagian inti dalam tata cara penulisan karya ilmiah yang benar adalah:
a. Pendahuluan
Pendahuluan ini merupakan kata-kata pengantar pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian karya ilmiah. Nah, dalam pendahuluan ini terdapat dua hal yang ditulis yaitu:
b. Gagasan
Gagasan merupakan ide yang muncul sesuai dengan penelitian karya ilmiah yang sedang dibahas. Dalam hal ini menjelaskan beberapa hal di antaranya: (Baca juga: Elemen-Elemen Komunikasi)
- Gagasan yang diajukan,
- Teknik implementasi atau penyampaian yang dilakukan, dan
- Prediksi atau hipotesa yang akan diperoleh nantinya
Dalam bagian kesimpulan ini terdapat dua hal yang diuraikan dalampenulisan karya ilmiah yang di antaranya adalah:
Dalam penyampaian prediksi ini berisi manfaat dan dampak yang akan diperoleh dari gagasan yang diajukan.
Pada umumnya, cara penulisan karya ilmiah ini disusun dengan cara dijilid dengan bagian depan yang dilapisi plastic transparan yang berwarna sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku sesuai Fakultas dalam Perguruan Tinggi tersebut.
3 komentar:
Definisi Peta Minda
Peta Minda adalah sebuah metode pembelajaran visual-spasial yang terbentuk kedalam ilustrasi grafis yang berfungsi untuk menunjukkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
Mind Mapping ini juga digunakan untuk mengelompokkan setiap konsep kedalam golongan tertentu. Peta Minda atau sering disebut juga sebagai mind mapping ini pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog yang berasal dari Inggris, dan bernama Tony Buzan.
Secara umum, Mind Mapping ini juga dikenal dengan sebutan Peta Pikiran/Peta Konsep yang sudah dirancang secara khusus untuk dapat mempermudah kita semua dalam mempelajari dan juga menuangkan pikiran tersebut terhadap suatu permasalahan.
Fungsi Mind Mapping
Mind Mapping ini sangat penting bagi kemudahan para siswa untuk belajar, sebab memiliki beberapa fungsi yang ada dibawah ini :
Mind Mapping berfungsi untuk menghemat waktu pembelajaran.
Sebagai salah satu fasilitas dari metode pembelajaran.
Berfungsi untuk memperkuat ingatan dari para siswa.
Berfungsi agar siswa dapat menginterpretasikan semua pelajaran yang sudah dipelajari.
Macam – Macam Mind Mapping
Secara umum, Peta Minda ini dibagi menjadi beberapa macam yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :
Bubble Map, adalah salah satu mind mapping yang umumnya menggunakan kata-kata deskriptif dan penjabaran dari tiap konsep.
Double Bubble Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya digunakan untuk membandingkan beberapa konsep sekaligus.
Circle Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya menggunakan skema yang berbentuk bulat yang didalamnya berisi berbagai konteks pengetahuan.
Brace Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mempelajari sebuah objek secara fisik yang berupa nama atau deskripsi dari objek tersebut.
Tree Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mengklasifikasikan setiap konsep berdasarkan dengan kategori tertentu.
Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk membuat sebuah urutan dari suatu proses.
Multi Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk menunjukkan dan mempelajari sebab-akibat dari suatu peristiwa tersebut.
Bridge Map, sebuah mind mapping yang digunakan untuk menggambarkan analogi yang menggunakan faktor penghubung antar satu konsep dengan konsep yang lainnya.
Manfaat Dari Penggunaan Mind Mapping
Metode Peta Minda ini harus diperhatikan oleh pengajar, seperti guru sebab metode pembelajaran ini digunakan untuk membantu para siswa didala memahami pembelajaran.
Dibawah ini terdapat beberapa manfaat dari penggunaan metode Peta Minda ini, yaitu :
Peta minda dapat digunakan untuk memvisualisasikan rencana dan juga pikiran kita dengan cara yang lebih baik.
Bisa digunakan agar membuat alur kerja project lebih teratur dan berurutan.
Dapat membantu kita untuk mengembangkan sebuah gagasan atau ide pokok tanpa hambatan apapun.
Bermanfaat untuk membantu kalian dalam membuat kerangka atau rencana suatu cerita.
Peta minda sangat bermanfaat untuk membantu kita dalam memetakan suatu ide pikiran agar lebih sistematis.
Dapat membantu kita agar lebih mudah untuk memahami sesuatu.
Peta ini juga sangat bermanfaat untuk merangsang kinerja otak kanan dan otak kiri secara bersamaan.
Definisi Peta Minda
Peta Minda adalah sebuah metode pembelajaran visual-spasial yang terbentuk kedalam ilustrasi grafis yang berfungsi untuk menunjukkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
Mind Mapping ini juga digunakan untuk mengelompokkan setiap konsep kedalam golongan tertentu. Peta Minda atau sering disebut juga sebagai mind mapping ini pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog yang berasal dari Inggris, dan bernama Tony Buzan.
Secara umum, Mind Mapping ini juga dikenal dengan sebutan Peta Pikiran/Peta Konsep yang sudah dirancang secara khusus untuk dapat mempermudah kita semua dalam mempelajari dan juga menuangkan pikiran tersebut terhadap suatu permasalahan.
Fungsi Mind Mapping
Mind Mapping ini sangat penting bagi kemudahan para siswa untuk belajar, sebab memiliki beberapa fungsi yang ada dibawah ini :
Mind Mapping berfungsi untuk menghemat waktu pembelajaran.
Sebagai salah satu fasilitas dari metode pembelajaran.
Berfungsi untuk memperkuat ingatan dari para siswa.
Berfungsi agar siswa dapat menginterpretasikan semua pelajaran yang sudah dipelajari.
Macam – Macam Mind Mapping
Secara umum, Peta Minda ini dibagi menjadi beberapa macam yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :
Bubble Map, adalah salah satu mind mapping yang umumnya menggunakan kata-kata deskriptif dan penjabaran dari tiap konsep.
Double Bubble Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya digunakan untuk membandingkan beberapa konsep sekaligus.
Circle Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya menggunakan skema yang berbentuk bulat yang didalamnya berisi berbagai konteks pengetahuan.
Brace Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mempelajari sebuah objek secara fisik yang berupa nama atau deskripsi dari objek tersebut.
Tree Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mengklasifikasikan setiap konsep berdasarkan dengan kategori tertentu.
Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk membuat sebuah urutan dari suatu proses.
Multi Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk menunjukkan dan mempelajari sebab-akibat dari suatu peristiwa tersebut.
Bridge Map, sebuah mind mapping yang digunakan untuk menggambarkan analogi yang menggunakan faktor penghubung antar satu konsep dengan konsep yang lainnya.
Manfaat Dari Penggunaan Mind Mapping
Metode Peta Minda ini harus diperhatikan oleh pengajar, seperti guru sebab metode pembelajaran ini digunakan untuk membantu para siswa didala memahami pembelajaran.
Dibawah ini terdapat beberapa manfaat dari penggunaan metode Peta Minda ini, yaitu :
Peta minda dapat digunakan untuk memvisualisasikan rencana dan juga pikiran kita dengan cara yang lebih baik.
Bisa digunakan agar membuat alur kerja project lebih teratur dan berurutan.
Dapat membantu kita untuk mengembangkan sebuah gagasan atau ide pokok tanpa hambatan apapun.
Bermanfaat untuk membantu kalian dalam membuat kerangka atau rencana suatu cerita.
Peta minda sangat bermanfaat untuk membantu kita dalam memetakan suatu ide pikiran agar lebih sistematis.
Dapat membantu kita agar lebih mudah untuk memahami sesuatu.
Peta ini juga sangat bermanfaat untuk merangsang kinerja otak kanan dan otak kiri secara bersamaan.
Definisi Peta Minda
Peta Minda adalah sebuah metode pembelajaran visual-spasial yang terbentuk kedalam ilustrasi grafis yang berfungsi untuk menunjukkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
Mind Mapping ini juga digunakan untuk mengelompokkan setiap konsep kedalam golongan tertentu. Peta Minda atau sering disebut juga sebagai mind mapping ini pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog yang berasal dari Inggris, dan bernama Tony Buzan.
Secara umum, Mind Mapping ini juga dikenal dengan sebutan Peta Pikiran/Peta Konsep yang sudah dirancang secara khusus untuk dapat mempermudah kita semua dalam mempelajari dan juga menuangkan pikiran tersebut terhadap suatu permasalahan.
Fungsi Mind Mapping
Mind Mapping ini sangat penting bagi kemudahan para siswa untuk belajar, sebab memiliki beberapa fungsi yang ada dibawah ini :
Mind Mapping berfungsi untuk menghemat waktu pembelajaran.
Sebagai salah satu fasilitas dari metode pembelajaran.
Berfungsi untuk memperkuat ingatan dari para siswa.
Berfungsi agar siswa dapat menginterpretasikan semua pelajaran yang sudah dipelajari.
Macam – Macam Mind Mapping
Secara umum, Peta Minda ini dibagi menjadi beberapa macam yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :
Bubble Map, adalah salah satu mind mapping yang umumnya menggunakan kata-kata deskriptif dan penjabaran dari tiap konsep.
Double Bubble Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya digunakan untuk membandingkan beberapa konsep sekaligus.
Circle Map, adalah sebuah mind mapping yang umumnya menggunakan skema yang berbentuk bulat yang didalamnya berisi berbagai konteks pengetahuan.
Brace Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mempelajari sebuah objek secara fisik yang berupa nama atau deskripsi dari objek tersebut.
Tree Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk mengklasifikasikan setiap konsep berdasarkan dengan kategori tertentu.
Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk membuat sebuah urutan dari suatu proses.
Multi Flow Map, adalah sebuah mind mapping yang digunakan untuk menunjukkan dan mempelajari sebab-akibat dari suatu peristiwa tersebut.
Bridge Map, sebuah mind mapping yang digunakan untuk menggambarkan analogi yang menggunakan faktor penghubung antar satu konsep dengan konsep yang lainnya.
Manfaat Dari Penggunaan Mind Mapping
Metode Peta Minda ini harus diperhatikan oleh pengajar, seperti guru sebab metode pembelajaran ini digunakan untuk membantu para siswa didala memahami pembelajaran.
Dibawah ini terdapat beberapa manfaat dari penggunaan metode Peta Minda ini, yaitu :
Peta minda dapat digunakan untuk memvisualisasikan rencana dan juga pikiran kita dengan cara yang lebih baik.
Bisa digunakan agar membuat alur kerja project lebih teratur dan berurutan.
Dapat membantu kita untuk mengembangkan sebuah gagasan atau ide pokok tanpa hambatan apapun.
Bermanfaat untuk membantu kalian dalam membuat kerangka atau rencana suatu cerita.
Peta minda sangat bermanfaat untuk membantu kita dalam memetakan suatu ide pikiran agar lebih sistematis.
Dapat membantu kita agar lebih mudah untuk memahami sesuatu.
Peta ini juga sangat bermanfaat untuk merangsang kinerja otak kanan dan otak kiri secara bersamaan.
Posting Komentar