Rabu, 10 Januari 2024

Budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

Penerapan 5R sangat penting di setiap perusahaan atau kantor. Standar 5R dapat menjadi fondasi penting dan krusial dalam menentukan sehat dan produktifnya suatu perusahaan. 5R yang menjadi dasar sistem learn management sehingga harus diperhatikan.

Budaya kerja 5R terdiri dari ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin merupakan suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S. Budaya tersebut digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.

5R atau 5S adalah prosedur bagi setiap karyawan atau pekerja agar menjaga tempat kerjanya dengan baik. Apabila tempat kerja rapi, bersih, dan enak dipandang, baik individu maupun kelompok dapat bekerja dengan mudah dan efektif. Dengan kata lain, sasaran pokok industri lebih mudah dicapai  seperti efisiensi, produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja.

Tujuan 5R atau 5S, sebagai berikut: 
  • Menjamin proses kerja berjalan lancar 
  • Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara umum dan efisien 
  • Mewujudkan perusahaan bercitra positif di mata pelanggan atau customer 
  • Melatih pekerja yang mampu mandiri mengelola pekerjaannya 
  • Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan pekerjaan yang menyenangkan

Cara penerapan 5R atau 5S, sebagai berikut:  
Ringkas atau seiri Rapi atau seiton Resik atau seiso Rawat atau seiketsu Rajin atau shitsuke

1. Ringkas atau seiri 

Ringkas atau seiri merupakan prinsip membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang diperlukan, barang mana saja yang seharusnya disimpan dan yang tidak memiliki manfaat. 

Pada intinya, ringkas adalah membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang diperlukan. 

Salah satunya adalah ringkas, ringkas yang dimaksud berarti tindakan yang menentukan barang-barang tertentu yang diperlukan. Ringkas juga mencakup barang mana saja yang perlu tidak boleh ada di area kerja. Dengan tindakan ringkas, maka bisa membantu para pekerja lebih bijak lagi menyimpan barang penting yang diperlukan.

Pada akhirnya barang yang kurang terlalu penting tidak memenuhi area kerja. Untuk membedakan mana barang yang tidak/ kurang berguna dan yang berguna, pertimbangkan beberapa poin berikut:

  • Barang terkait sering digunakan atau tidak?
  • Manfaat barang, apa saja tujuan dari barang tersebut?
  • Apakah barang tersebut dibutuhkan banyak orang?
  • Barang tersebut lebih menyita ruang atau tidak?
  • Kapan barang tersebut terakhir digunakan?

Lewat beberapa pertanyaan di atas, maka keputusan nantinya dapat lebih mudah disimpulkan. Jika memang barang tersebut lebih dianggap kurang atau bahkan tidak berguna, lebih baik singkirkan. Kalau sebaliknya yaitu pada dasarnya bermanfaat, maka harus tetap disimpan. 

Jika setelah ditentukan, ada beberapa barang yang termasuk tidak berguna, maka beberapa langkah bisa Anda pilih untuk dilakukan. Berikut beberapa langkah-langkah yang dimaksud:

  • Memberikan barang tersebut untuk mereka yang membutuhkan
  • Daur ulang
  • Dibuang
  • Dijual
  • Masuk ke gudang

Ringkas memiliki beberapa standar, standar tersebut harus benar-benar diikuti untuk menyelaraskan konsep 5R, berikut beberapa standarnya:

  • Kalau sudah mengumpulkan barang-barang, beri tanda agar dilakukan klasifikasi bisa dilakukan lebih mudah.
  • Dahulukan identifikasi barang-barang di area kerja
  • Proses penjadwalan diperlukan secara berkala agar inventarisasi bisa diterapkan lebih mudah.
2. Rapi atau seiton 
Rapi atau seiton menyimpan barang sesuai tempatnya. Kerapian adalah konsistensi saat meletakkan dan mengambilnya kembali, ketika diperlukan dengan cepat dan mudah. Perusahaan perlu membuat prosedur operasional standar (POS) peletakkan barang-barang demi terciptanya efisiensi waktu dalam bekerja.

Rapi berarti barang-barang disimpan di lokasi yang tepat. Jika nantinya dibutuhkan, maka bisa mudah diambil selain terlihat rapi. Perusahaan dalam bidang produksi sangat penting memperhatikan aspek satu ini. Jika lingkungan kerja tertata rapi, hambatan bisa dicegah baik itu mobilisasi pekerja maupun efisiensi proses produksi.

Jika lingkungan kerja ingin Anda jaga agar selalu rapi, perlu penerapan standar seperti berikut ini:

  • Label

Jadi, setiap barang ditempel label tersendiri, bisa berbentuk huruf maupun kode angka bahkan nama. Label ini bisa memudahkan peletakan barang.

  • Layout

Layout digunakan agar proses menyimpan lebih mudah. Pada layout umumnya terdapat gambar ada pun informasi-informasi di dalamnya termasuk label.

  • Garis-garis Batas

Fungsi dari garis batas yaitu agar barang-barang tidak keluar dari area tertentu, hasilnya menjadi lebih rapi.

Rapi berarti harus menyusun atau sortir barang sesuai kategori tertentu. Untuk mempermudah konsep rapi ini, pertimbangkan kategori-kategori berikut:

  • Kapan waktunya barang terkait digunakan
  • Barang mana yang lebih sering digunakan
  • Siapa saja pihak yang memakai barang tersebut
  • Di mana penempatan barang yang paling strategis?

Dalam poin satu ini, yang bisa disimpulkan adalah Anda perlu membuat perlengkapan kerja rapi berdasarkan jenisnya dan kebutuhan. Termasuk juga ditata berdasarkan seberapa intens barang terkait dipakai untuk menunjang pekerjaan.

3. Resik atau seiso 

Resik atau seiso merupakan prinsip yang harus menjadi kebiasaan dan dilaksanakan oleh setiap orang, mulai dari bawahan hingga atasan tanpa terkecuali.  

Selanjutnya ada resik, maksud dari resik/ bersih yaitu kebersihan pada area kerja terutama terkait area penggunaan alat-alat produksi. Contohnya adalah seberapa bersih lantai area kerja, kursi kerja, maupun mesin-mesin kerja. 

Kebersihan merupakan aspek penting karena dapat mencegah kemungkinan para pekerja mudah terserang penyakit. Karena berhubungan dengan kebersihan alat-alat produksi, maka pada akhirnya bisa mencegah alat tersebut mudah rusak juga. Berikut beberapa standar resik:

  • Tersedia pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi alat produksi secara berkala. Mereka juga perlu memastikan area-area kerja sudah benar-benar bersih.
  • Ketersediaan memadai untuk alat-alat kebersihan di perusahaan, termasuk alat khusus untuk membersihkan mesin-mesin.
  • Tersedia kegiatan rutin untuk pembersihan berkala. Kegiatan seperti ini umumnya dilakukan para pekerja sendiri atau bisa dilakukan oleh petugas kebersihan.

4. Rawat atau seiketsu 

Rawat atau seiketsu menjaga eksistensi hasil yang telah diwujudkan pada ringkas, rapi, resik (3R) sebelumnya, dengan membuat standardisasi atau membakukannya. 

Poin 5R selanjutnya yaitu rawat, rawat berarti cara mempertahankan proses-proses yang sebelumnya sudah dicapai baik itu resik, rapi maupun ringkas. Kalau beberapa proses tersebut sudah disetujui dan menjadi aspek disiplin kerja, maka harus terus bisa dipertahankan dengan baik.

Untuk poin ini, karyawan-karyawan diharapkan bisa melaksanakan 5R berulang-ulang atau secara rutin agar menjadi kebiasaan. Standar-standar rawat yaitu sebagai berikut:

  • Penerapan dapat dilakukan siapa saja yang memiliki peran terhadap perusahaan. Tanggung jawab untuk setiap orang bisa disesuaikan.
  • Buat standardisasi atau aturan terhadap komponen-komponen utama yang sebelumnya telah dilakukan.

5. Rajin atau shitsuke 

Rajin atau shitsuke merupakan kebiasaan baik yang harus dibudayakan di tempat kerja. Rajin diupayakan menjadi kebiasaan yang dimulai dari masing-masing individu untuk meningkatkan eksistensi yang telah tercapai di tempat kerja. 

Lalu yang terakhir adalah rajin, untuk poin satu ini lebih berhubungan langsung dengan para karyawan yang memiliki aktivitas di perusahaan. Rajin berarti menaati aturan-aturan di tempat terkait atau sesuai regulasi, standar-standarnya yaitu sebagai berikut:

  • 5R dijadikan budaya sehari-hari.
  • Sosialisasi terhadap pekerja untuk menaati peraturan dan rajin bekerja.

Melakukan manajemen seperti 5R ini bukan hal yang sepele. Mengingat manajemen satu ini harus berurusan dengan sangat banyak orang, maka cukup rumit.

Semakin banyak para pekerja yang memahami pentingnya asuransi sebagai langkah antisipasi berbagai macam risiko saat bekerja. Perusahaan harusnya menyediakan asuransi kecelakaan yang melayani jaminan perlindungan terhadap kerugian karena kecelakaan.

Tidak ada komentar: