3.12 Merancang dokumen tahap Pra-produksi
4.12 Membuat dokumen tahap praproduksi
A. Indikator Pencapaian kompetensi (IPK)
1. Peserta didik memahami presentasi video, jenis, fungsi dan cirinya.
2. Peserta didik menganalisi perancangan dokumen tahap praproduksi.
3. Peserta didik menjelaskan rancangan dokumen tahap praproduksi.
4. Menjelaskan kemudahan dalam pemanfaatan visualisasi konsep yang ada dilingkungan sekolah.
5. Peserta didik membuat menyusun rancangan dokumen pra-produks.
6. Peserta didik membuat dokumen praproduksi.
7. Menentukan visualisasi konsep yang tepat di lingkungan sekolah.
8. Menerapkan pemanfaatan visualisasi konsep yang terdapat dilingkungan sekolah secara kontekstual dan real.
B. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu
x menjelaskan pengertian presentasi video,
x menjelaskan fungsi presentasi video dalam upaya mengomunikasikan ide atau gagasan,
x mengidentifikasi jenis-jenis presentasi video.
Deskripsi
Pembelajaran
presentasi video merupakan upaya pembekalan keterampilan bagi Anda
untuk dapat mengomunikasikan gagasan melalui bentuk video.
Pada dasarnya presentasi video terdiri atas kegitan pembelajaran :
1. Video proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video,
baik yang terpasang pada telpon genggam dan perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera khusus untuk perekaman video, termasuk camcorder.
2. Screen recording yang pengambilan gambarnya menggunakan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja dipasang untuk perekaman gambar.
Pengukuran
keberhasilan pembelajarannya diarahkan pada keterampilan Anda menemukan
ide sebagai solusi memecahkan masalah dalam kehidupan keseharian
terkait dengan produk dan jasa yang Anda pelajari.
B. Uraian
Materi
Manusia sebagai mahluk visual dapat dengan mudah mendapatkan informasi
dengan melihat sesuatu yang “hidup”, bergerak dan bersuara. Untuk
mengomunikasikan suatu ide atau gagasan dengan lebih efektif maka diperlukansebuah presentasi dalam bentuk video yang dapat mengetengahkan
gambar bergerak sekaligus suara yang diperlukan.
Pada awalnya dulu gerakan hanya dapat ditangkap dan diujudkan kembali
melalui pemutaran pita celluloid yang kita sebut film.
Film yang pertama hanya berisi gambar bergerak tanpa suara. Dalam
perkembangannya film dapat juga menampung suara. Pita celluloid digantikan
dengan pita magnetik yang mampu merekam gerakan dan suara. Perkembangan
terakhir yang terjadi adalah penggantian pita maknetik dengan rekaman data
digital. Rekaman gerak dan suara dalam bentuk data digital dapat dilakukan
dengan mudah dan murah karena semakin berkembangnya perangkat jinjing (gadget)
yang dilengkapi dengan lensa.
1. Pengertian Presentasi Video
Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan ide atau gagasan,
yang digunakan untuk memperkenalkan produk yang dibuat melalui proses merekam
gambar dan suara, menata urutan dan menyambung atau memotong gambar dan
menyataukannya menjadi kesatuan yang utuh.
2. Fungsi Presentasi Video
Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide
atau gagasan melalui penyajian suatu produk yang telah dihasilkan. Sebagai
sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan, presentasi video harus
mengemukakan keunggulan ide atau gagasan yang akan disampaikan. Ide atau
gagasan merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Gagasan atau konsep adalah hasil pemikiran yang lahir sebagai solusi
untuk mengatasi masalah. Pada dasarnya, masalah adalah kesenjangan antara
kenyataan dan harapan. Perlu pelatihan mengidentifikasi masalah. Mampu
mengidentifikasi masalah merupakan setengah langkah untuk kemudian menemukan
solusi sebagai satu langkah berikutnya.
Gagasan atau konsep pada presentasi video, harus dan lebih bagus
menggunakan ide yang asli, benar, bermanfaat. Asli, artinya gagasan atau konsep
bukan hasil pemikiran orang lain, hasil kreativitas sendiri, bukan plagiasi.
Tidak menyalahi kaidah keilmuan, tidak
bertentangan dengan norma atau aturan.
Bermanfaat, artinya menjadi solusi bagi banyak
orang.
3. Jenis Presentasi Video
Berdasarkan tujuan pembuatannya, video dapat
diperuntukan:
a. Cerita
Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.
b. Dokumenter
Video
yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan nyata.
c. Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.
d. Pembelajaran
Video
yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap dan
dapat dimainkan ulang.
e. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide
atau gagasan
VISUALISASI KONSEP
Makna Visualisasi
konsep adalah bahwa : Manusia adalah makhluk bernalar dan bermoral, yang
menyukai segala sesuai gagasan dalam
bentuk tiga dimensi
Dimana :
1. Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dan
harapan.
2. Ide merupakan lintasan imaji sesaat ketika manusia
berfikir keras.
3. Gagasan merupakan hasil kerja nalar, pengembangan
dari ide.
4. Setiap pilihan solusi harus dipertimbangkan
baik-buruk sebelum dilaksanakan.
Catatan : form follows
function artinya bentuk mengikuti fungsi.
Bentuk gagasan manusia diaudio visualkan dalam
bentuk vidio presentasi, yaitu :
1. Video
proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video, baik yang
terpasang pada telpon genggam dan perangkat gaget lainnya, maupun pada
kamera khusus untuk perekaman video, termasuk camcorder.
2.
Screen recording adalah pengambilan gambar dari
layar komputer dengan menggunakan aplikasi rekam layar dan dapat ditambahkan
penggunaan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja
dipasang untuk perekaman gambar.
Pegertian yaitu Video untuk mengkomunikasikan ide
atau gagasan.
Fungsi Presentasi Video yaitu sarana/alat
komunikasi.
A. JENIS VIDEO
Berdasarkan
tujuan pembuatannya, video dapat diperuntukkan:
1.
Cerita
Video
yang bertujuan untuk memaparkan cerita.
2.
Dokumenter
Video
yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan nyata.
3.
Berita
Video
yang bertujuan memaparkan sebuah berita.
4.
Pembelajaran
Video
yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap dan
dapat dimainkan ulang.
5.
Presentasi
Video
yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan.
B.
CIRI-CIRI PRESENTASI
VIDEO.
Berbagi informasi kepada pihak lain
merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, terutama setelah memasuki
era informasi. Salah satu bentuk berbagi informasi adalah mengomunikasikan
gagasan atau konsep. Dalam perkembangannya, mengomunikasikan gagasan atau
konsep memiliki tujuan memasarkan
produk. Bahkan tujuan-tujuan yang tersirat lainnya sering bersembunyi di balik
tujuan tersebut.
Di antara para penggagas dan (sedikit)
penyusun konsep justru kemampuan mengomunikasikan ini menjadi salah satu
kelemahan. Banyak para pembuat produk yang tidak mampu mengomunikasikan
produknya dengan baik atau tidak memiliki waktu banyak mengomunikasikan
produknya dengan cara yang ‘menjual’. Bahkan banyak para penggagas yang tidak
mengacuhkan kemampuan berkomunikasi.
Salah
satu tujuan presentasi video adalah membantu mengomunikasikan gagasan atau
konsep melalui video, sebagai media dengar-pandang (audio-visual). Gagasan
berbentuk produk benda jadi atau konsep dalam bentuk pelayanan (services)
atau cara kerja akan menjadi lebih mudah dikomunikasikan dalam bentuk
presentasi video.
Dengan demikian ciri-ciri presentasi video adalah:
●
mengomunikasikan ide
● menunjukkan
solusi
●
mengomunikasikan produk dan jasa
● menunjukkan
cara kerja
Presentasi
video seyogyanya mudah dibuat, bersifat spontan, dan mengakomodasi ide pembuat.
Alat yang digunakan adalah alat yang tersedia dan terjangkau.
Proses pembuatan presentasi video haruslah dirancang dalam
bentuk sederhana dan memperhatikan hal – hal berikut:
1.
tidak terpaku pada teknik pengambilan gambar yang rumit;
2.
teknik pengambilan gambar harus menjamin efektivitas
komunikasi;
3.
pencetus
ide harus terlibat dalam proses, dapat berlaku sebagai sutradara ataupun pemain
bahkan sebagai editor.
Hal yang harus diperhatikan pada presentasi video produk
benda jadi atau cara kerja.
1.
Alur presentasi logis, dimulai dari masalah (bila perlu
didramatisasi seperlunya), ditunjukkan solusinya berupa gagasan yang akan
dikemukakan.
2.
Menggunakan urutan (sequence) naratif, urutan
deskriptif, dan urutan penjelasan (explanatory) dengan titik berat pada
urutan deskriptif.
3.
Urutan terjaga kontinuitasnya.
4.
Narasi hanya mengantar dan menjelaskan hal-hal tertentu.
Tidak mendominasi seluruh tayangan. Narasi menggunakan kata-kata lugas dan
bukan mengomentari tampilan gambar. Narasi dipersiapkan melalui naskah narasi
tersendiri. Penempatan kalimat kunci harus tepat, memiliki gaya bercerita yang
kuat.
5.
Dapat menggunakan kesaksian orang terkenal, atau ilmuwan atau
praktisi.
6.
Pada tahap simpulan, ditutup dengan narasi yang kuat,
berpengaruh, menggunakan gambar yang jelas, back sound yang sesuai.
C. PROSES
PENGAMBILAN GAMBAR
Produksi
dimulai dari merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah dirancang.
Kemudian proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh
pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi Anda harus
menyiapkan:
1. Alat
Perekam Gambar (Camcorder)
Kamerawan
memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik,
di antaranya.
·
Kamera (camcorder) untuk merekam gambar dan suara,
contoh: kamera profesional, handycam.
·
Tripod, agar kamera tidak bergoyang.
·
Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam kondisi kurang
cahaya.
·
Mikropon untuk merekam suara ketika melakukan pengambilan
gambar.
2. Menangkap
Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera
merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera
yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan
adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan
dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Seorang kamerawan perlu
mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal teknik memegang kamera, teknik
pengambilan gambar, dan hal – hal lain dalam pengambilan gambar.
Gambar
II-1 Alat Penangkap Gambar Jenis Handycam
D.
TEKNIK
MEMEGANG KAMERA VIDEO
1. Peganglah
kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan
mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar
posisi kamera tidak bergoyang. Dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung
dari sudut pengambilan yang diinginkan atau gunakan selalu tripod untuk menjaga
gambar tetap stabil.
2. Zoom
Hindarkan
penggunaan teknik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa
menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya
guncangan pada gambar. Dalam proses melakuan zoom in dan zoom out kamerawan
terlebih dahulu harus memastikan angel terakhir dari angel zoom
tersebut.
3. Peraturan
5 detik
Peraturan
penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan
hindarkan gerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang –
kurangnya dalam 5 detik. Ini akan memudahkan editor untuk mengambil
potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung dalam
hati sampai 5 detik, meskipun pada kondisi yang sulit. Rekam subyek Anda selama
5 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
4. Fokus,
Exposure dan keseimbangan cerah putih (White Balance)
Hal
pertama yang harus dilakukan kamerawan sebelum mengambil gambar adalah
menyesuaikan “mata” kamera pada setiap kali pindah lokasi untuk pengambilan
gambar. Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh
dan dekat, fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang Anda inginkan untuk
direkam. Setiap kali kamerawan mengubah lokasi pengambilan gambar maka kondisi
cahaya pasti juga akan berubah, maka kamerawan perlu menyesuaikan keseimbangan
warna putih pada kamera. Proses ini disebut dengan mengatur keseimbangan cerah
putih (white balance) kamera.
5. Tanggal
dan Waktu
Jangan
pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar yang terekam, ini akan
membuat video sama sekali tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu
pada layar tidak membuktikan bahwa video ini diambil pada saat yang tertulis di
layar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin
pengambilan video tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang mengubah
tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya Anda selalu merekam suara Anda
pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam,
lokasi Anda merekam gambar. Cara inilah yang dapat merekam secara permanen
informasi waktu dan tempat pengambilan gambar.
6. Gambar
Pengisi (Cutaways)
Bila
Anda merekam sebuah objek, kegiatan ataupun wawancara Anda perlu mengambil
gambar yang lain. Sebagai contoh, bila Anda merekam sebuah wawancara Anda perlu
untuk merekam juga kantor orang yang Anda wawancarai atau sesuatu yang lain
untuk memberikan penjelasan tambahan bagi video wawancara Anda. Contoh lain,
bila Anda membuat video tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan
tempat mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakkan habitatnya, bila ada
ini akan membuat sebuah video lebih informatif.
E.
PROSEDUR DASAR PENGGUNAAN CAMERA
1.
Cara
merekam gambar :
·
Hidupkan kamera
·
Atur viewfinder
·
Masukkan media simpan
(kaset pita, kartu memori, cd, dvd, hardisk, dll)
·
Atur ulang kode waktu/time
code
·
Setiap mengambil gambar baru, rekam color bars selama
10 detik, bila ada.
·
Atur white balance
·
Atur suara, pastikan level audio bergerak.
·
Pilih objek yang akan direkam
·
Atur fokus
·
Perhatikan “bingkai” dan komposisi
·
Tekan tombol record
·
Rekam gambar yang diinginkan
·
Tekan kembali tombol record atau stop untuk
berhenti
2.
Cara mengatur fokus
·
Zoom in ke arah objek/subjek yang akan direkam
· Bila
menggunakan manual fokus, atur fokus hingga gambarnya terlihat jelas
· Ukur
gambar yang diinginkan
· Pengoperasian
harus diulang untuk setiap gambar yang akan direkam
F.
MENANGKAP
GAMBAR DENGAN TELEPON GENGGAM (Handphone).
Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon
genggam (Handphone) yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video.
Berikut adalah tips menangkap gambar dengan menggunakan Handphone:
1)
Lebih dekat ke obyek
Ponsel
kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal,
jadi pastikan Anda mendekati objek yang akan direkam.
2)
Hati-hati dengan cahaya
Cobalah
untuk mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di
bawah terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya,
karena obyek akan menjadi gelap. Sebaiknya obyek menghadap sumber cahaya.
3)
Keseimbangan
Jaga
keseimbangan, usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini
untuk menjaga agar gambar yang dihasilkan stabil, tidak goyang.
4)
Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan
diri ke objek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom.
Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang
G.
UKURAN GAMBAR
Ukuran
gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi,
situasi dan kodisi objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan
ukuran tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain pada tabel berikut.
TABEL ISTILAH
UKURAN GAMBAR
H.
Tahapan dalam
Pra-Produksi
1. ANALISIS
IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita
film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan,
mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan
pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus,
terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan
pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan
pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya
langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber
antara lain:
a. Pengalaman pribadi
penulis yang menghebohkan.
b. Percakapan atau
aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
c. Cerita rakyat atau
dongeng.
d. Biografi seorang
terkenal atau berjasa.
e. Adaptasi dari cerita
di komik, cerpen, atau novel.
f. Dari kajian musik, dll.
2. MENYIAPKAN
NASKAH SKENARIO
Jika penulis naskah sulit mengarang
suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang
sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu
diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian
cerita yang akan dibuat film.
3.
MEREKRUT PEKERJA FILM
( CREW )
a. Menyeleksi kru dari
tiap departemen.
b. Menentukan kru dari
hasil show reel ( report produksi).
c. Menetapkan komposisi
kru berdasarkan anggaran.
d. Menyusun tim produksi.
1)
Tim Non Artistik yang meliputi :
§ Producer
§ Executive Producer
§ Line Producer
§ Production Manager dan
Unit Manager
2)
Tim Artistik yang
meliputi
§ Sutradara, Asisten
Sutradara dan Pencatat Skrip
§ Penata Kamera, Asisten
Kamera dan Still Photo
§ Penata Artistik,
Penata Rias dan Busana
§ Penata Lampu
§ Penata Suara da Penata
Musik
§ Penata Editing
4. MENYUSUN
JADWAL DAN BUDGETING.
Jadwal atau working schedule disusun
secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang
diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar
juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta
artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
a. Penggandaan naskah
skenario film untuk kru dan pemain.
b. Penyediaan kaset
video.
c. Penyediaan CD blank
sejumlah yang diinginkan.
d. Penyediaan property,
kostum, make-up.
e. Honor untuk pemain,
konsumsi.
f. Akomodasi dan
transportasi.
g. Menyewa alat jika
tidak tersedia.
5. HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari
lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di
tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu
jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena
tidak memiliki ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan
berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting,
tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus
betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi
kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
6.
MENYIAPKAN KOSTUM DAN
PROPERTY.
Memilih dan mencari
pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat
diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau
menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi
tanggung jawab tim property dan artistik.
7. MENYIAPKAN
PERALATAN.
Untuk mendapatkan
hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan
berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
a. Clipboard.
b. Proyektor.
c. Lampu.
d. Kabel Roll.
e. TV Monitor.
f. Kamera video S-VHS
atau Handycam.
g. Pita/Tape.
h. Mikrophone clip-on
wireless.
i. Tripod Kamera.
j. Tripod Lampu.
8. CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar