Selasa, 12 Januari 2021

Menganalisis fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring

Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu
 menjelaskan pemanfaatan kelas maya,
 mengidentifikasi jenis – jenis perangkat lunak pendukung kelas maya.

Kelas Maya

Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya akan mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, akan didorong untuk lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar digital, disamping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik pengetahuan yang telah didapatkan maupun hasil karya yang telah dibuat kepada kawan-kawan. Selain itu, berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual juga diharapkan untuk dilakukan. 
  • Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala global. 
  • Fleksibilitas - belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
  • Interaksi - evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri. 
  • Kolaborasi - penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas Dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet, dapat berkomunikasi, berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide, permasalahan, maupun solusidengan rekan atau guru.
  • Peluang pengembangan - konten digital dapat terus-menerus dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional
  • Motivasi - multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik. 
Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran inilah yang disebut dengan e-learning. Derek Stockley (2003) mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik. Senada dengan Stockley, dalam Bahan Ajarnya E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain e-learning, beberapa istilah juga digunakan untuk mendefinisikan model belajar mengajar tersebut yaitu online learning, virtual learning, maupun network atau web-based learning. 

Model e-learning E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty,1999).
  • Model Adjunct Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap muka di kelas
  • Model Mixed/Blended Model ini menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran.Akan tetapi, Bersin (2004) berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning. 
  • Model Daring Penuh/Fully Online Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 
Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai: 
  1. tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement); 
  2. pengganti sebagian pembelajaran (complement); atau 
  3. pengganti seluruh pembelajaran (replacement). e-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah e- learning sebagai supplement. 
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan e-learning dibutuhkan berbagai komponen pendukung, yaitu:
  1. Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet. 
  2. Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Learning Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN). 
  3. Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet. 
  4. Konten pembelajaran.
  5. Strategi interaksi/komunikasi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran. 
Dalam rangka membedakannya dengan kelas konvensional, sebuah kelas dalam lingkungan belajar berbasis TIK dikenal pula dengan istilah kelas maya (cyber class). Dalam kelas maya, e-learning dimanfaatkan sebagai upaya untuk melengkapi pembelajaran dalam rangka memper-kaya materi yang diajarkan dalam kelas konvensional. Model pembelajaran yang meng-gabungkan antara proses belajar mengajar dalam kelas konvensional dengan kelas maya. Inilah yang kemudian disebut blended learning. Lebih lengkapnya lagi, Josh Bersin (2004) dalam Bahan Ajarnya The Blended Learning Book, menyatakan definisi blended learning adalah kombinasi dari berbagai ‘media’ belajar (teknologi maupun aktivitas) untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi siswa. Istilah ‘blended’ menyatakan bahwa pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas, diperkaya dengan berbagai sumber digital. 

Berikut ini terdapat 3 jenis jenis kelas maya, yakni sebagai berikut:

  • Learning Management System (LMS)

Learning Management System adalah perangkat lunak atau software yang dgunakan untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-learning dan materi-materi pelatihan. Dan semua itu dilakukan dengan online.
  • Learning Content Management System

Aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat, memperbaharui, mengelola atau mempublikasikan isi dalam sebuah sistem yang teroganisir dan konsiten yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.. LCMS digunakan untuk menyediakan, mengawasi, memperinci dan mempublikasikan dokumen-dokumen spesifik seperti artikel, manual operator, manual teknis, panduan penjualan dan brosur penjualan. Sebuah LCMS dapat berisi file komputer, gambar, audio, video, dokemen elektronik dan isi website.

  • Social Learning Network (SLN)

SLN adalah jejaring social untuk pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar. Mengingat skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian peserta dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian yang lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.

Jenis perangkat lunak pendukung kelas maya 

  • Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya. 
  • Learning Management System (LMS) Menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.Contoh dari LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor. 
  • Social Learning Network/s (SLN/SLNs) LMS dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem inikurang memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan social
Secara lebih rinci, SLN merujuk pada beberapa fenomena. 
  • Penggunaan Social Network (SN) untuk pembelajaran dalam pendidikan formal.
  • Penggunaan SN oleh para pelajar dalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan secara informal.
  • Penggunaan laman yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring sosial (SLN). 
  • Penggunaan SLN yang secara khusus dikembangkan sendiri oleh guru. 

Fitur Kelas Maya

Berikut ini terdapat beberapa fitur dalam kelas maya, yakni sebagai berikut:

  1. Konten yang terhubung atau terinteraksi dengan tujuan belajar.
  2. Memakai sistem instruksional, seperti contoh dan praktek.
  3. Memakai visual dan kata berupa unsur media untuk menimbulkan konten dan sistem belajar
  4. Pendidikan bisa berlangsung secara langsung dengan penuntun ataupun secara seseorang atau juga bisa otodidak (asynchronous).
  5. Meningkat pemahaman dan cara baru yang berperan untuk melaksanakan tujuan belajar.

Tujuan Kelas Maya

Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari kelas maya, yakni sebagai berikut:

  • Membentuk pendidikan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dengan menyesuaikan waktu dan biaya.
  • Mengembangkan keahlian pemakai teknologi IT sehingga lebih inovati sekaligus meningkatkan minat belajar.
  • Mengoptimalkan keahlian pribadi walaupun diluar kelas langsung ataupun konsultan.

Manfaat Kelas Maya

Kemampuan teknologi informasi pada proses belajar-mengajar terletak pada storage system, manipulasi pesan dengan berbagai teknik multimedia yang lebih menarik, pengolahan data yang lebih akurat, kecepatan transmisi data serta kemudahan akses. Jika kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan secara tepat dan bijak maka ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari kelas maya.
Berikut adalah keuntungan menggunakan kelas maya, yaitu:
  1. Materi lebih luas
  2. Pembelajaran disesuaikan berdasarkan kebutuhan siswa
  3. Mempersingkat waktu tanpa perlu pergi ke kelas
  4. Mengurangi belajar bergantung pada buku teks dan lebih relevan dengan dunia luar
  5. Menghemat kertas
  6. Peduli Global Warming, jadi siswa tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor untuk belajar
  7. Mendeteksi Copas

Fungsi Kelas Maya

Mode pelaksanaan kelas maya ini memerlukan pelajar untuk berinteraksi dan memberikan pendapat di dalam forum yang telah disediakan. Melalui forum ini pelajar akan mendapat maklumbalas dan seterusnya memberi respon yang sewajarnya bagi sesuatu topik yang dibincangkan. Melalui kaedah ini, pembelajaran, pemikiran kritis dan kreatif boleh berlaku dengan berkesan. Melalui interaktiviti juga seseorang pelajar akan mencari maklumat selanjutnya untuk memenuhi keperluan ingin tahunya dan membina pengetahuan baru mengenai sesuatu konsep dan kefahaman. 

Secara tidak langsung ia dapat menjadikan pelajar sebagai seorang yang berdikari dan peka terhadap pembelajaran yang dialaminya

  • mendorong pelajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi
  • dapat melatih pelajar untuk berinteraksi dan memberikan pendapatnya
  • mendorong pelajar untuk lebih ingin tahu
  • melatih pemikiran kreatif dan inovatif dengan menarik dan berkesan

Komponen kelas maya

  1. Perangkat keras (hardware), berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone.
  2. Perangkat lunak (software), seperti LMS, LCMS, dan SLN yang sudah kita jelaskan diatas.
  3. Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.
  4. Jaringan internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan internet adalah wajib.

Kelebihan Kelas Maya

Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari kelas maya, yakni sebagai berikut:

  • Lebih memikatnya prosedur pembelajaran karena interaktif dan luwe disamakan dengan media lainnya.
  • Siswa-siswi tidak terjalin pada lokasi dan waktu, sehingga lebih rilek.
  • Guru berupa penyedia, yakni penyedia sekaligus penopang di dalam proses prosedur tersebut.
  • Siswa-siswi lebih aktif menekuti materi yang disampaikan oleh guru melewati situs website.
  • Pendidikan dapat dijalankan dimana saja dan kapan saja.

Kekurangan Kelas Maya

Berikut ini terdapat beberapa kekurangan dari kelas maya, yakni sebagai berikut:

  1. Siswa-siswi dan guru harus mempunyai hubungan internet karena kelas maya berbasis web. Tetapi, adakala siswa-siswi lebih menarik bermain internet disamakan belajar materi yang disampaikan.
  2. Prosedur belajar secara personal, sehingga dapat menyusutkan pendidikan sosial antar siswa.
  3. Apabila siswa-siswi tidak hati-hati dan berlangsung kesalahan materi maka akan berakibat pada ilmu yang diperoleh siswa-siswi tersebut.

Edmodo sebagai Social Learning Network (SLN)

Edmodo adalah salah satu dari beberapa jenis Social Learning Networks (SLNs) yang beredar di dunia world wide web. 

Berikut beberapa contoh SLN:
  1. Einztein (www.einztein.com) merupakan SLN yang ditujukan bagi pembelajar dewasa (pendidikan tinggi) dan pembelajar seumur hidup; b) Sophia (www.sophia.org) merupakan SLN yang menyediakan ribuan tutorial akademik yang diajarkan oleh guru dengan berbagai model instruksional, dan dapat diikuti oleh pembelajar dengan berbagai model belajar;
  2. RemixLearning (www.remixlearning.com) yang juga didukung oleh The Bill & Melinda Gates Foundation menyediakan sebuah SLN yang dapat diatur sesuai selera oleh sekolah, perpustakaan, museum, dan institusi lainnya yang membutuhkan;
  3. Schoology (www.schoology.com) merupakan LMS yang dilengkapi dengan SLNs. 
  4. Edmodo adalah sebuah media untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Edmodo menggabungkan sebagian fitur dari Learning Management System (LMS) dan sebagian fitur dari Jejaring Sosial (Social Network), menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan, kemudian lebih dikenal dengan Jejaring Sosial Pembelajaran (Social Learning Networks)

Tidak ada komentar: